Setiap tahunnya, FAO (Food and Agriculture Organization) mencanangkan
fokusnya pada satu hal. Seperti pada tahun 2014, FAO mengangkat isu
tentang Family Farming atau bisa disebut Pertanian skala kecil yang
dikelola oleh keluarga atau Pertanian Keluarga dengan tujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam tanaman dasar sebagai
bahan baku makanan untuk mengurangi
angka kelaparan dan mahalnya produk pangan jika seandainya harus beli di
pasar (contoh sederhana; cabai).Tanggal 5 Desember lalu memang “Soil Day” diperingati, dan tahun 2015 ini, FAO mengangkat isu tentang Tanah.
Kenapa fokus yang diambil tahun ini adalah tanah?
Menurut
penjelasan dari FAO sendiri, keberadaan tanah sedang dalam bahaya
karena kota-kota besar mulai berkembang, penebangan hutan, polusi,
penggembalaan atau lahan ternak, penggunaan dan pengelolaan lahan yang
tidak berkelanjutan dan juga perubahan iklim. Kini, tingkat degradasi
tanah dirasa akan terancam untuk memenuhi kapasitas generasi masa depan.
Jika tanah saja dalam ancaman, maka pertanian, keberadaan pangan dan
juga ekosistem juga bisa dipastikan terancam. Dari penjelasan singkat
tersebut bisa diambil point penting yakni keberadaan tanah di dunia
sedang dalam bahaya oleh karena itu FAO mencanangkan tahun 2015 ini
sebagai International Years of Soils , dengan harapan bisa
meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanah dan menjadi pusat dari
operasi proyek yang mendukung keberlanjutan 'stabil dan sehatnya' tanah.
José
Graziano da Silva yang merupakan Direktur FAO juga menyatakan Tanah
yang sehat sedang dalam kritis dalam produksi pangan global, tapi
kebanyakan dari masyarakat kurang sadar dan peka betapa pentingnya “silent ally” yang
bernama tanah itu. Berdasarkan data statistik milik FAO sendiri, 805
juta orang sedang kelaparan dan kekurangan gizi. Populasi akan tumbuh
dan berkembang terus menerus sehingga menyebabkan penambahan 60%
produksi pangan. Sedangkan mayoritas media tumbuh produksi pangan adalah
tanah, sulitnya produksi pangan ke depannya jika tanah sudah rusak dan
tidak sehat lagi akan mengakibatkan penambahan persentase kelaparan di
dunia.
Manajemen yang lebih baik pada perlakuan media
tanah akan memungkinkan organisme yang hidup dalam tanah seperti cacing,
bakteri baik dan juga akar tanaman memungkinkan tanah untuk dapat
menyerap karbon dan mengurangi desertifikasi, dengan penyerapan karbon
yang baik tentu juga berdampak pada pengurangan emisi dari efek greenhouse gases.
Dengan menargetkan tahun 2015 sebagai International Year of Soil diharapkan
pemanfaatan dan pemahaman kita terhadap tanah semakin baik. Karena
tanah adalah hati dari produksi pangan, jika hatinya rusak maka seluruh
pangan yang diolah pun akan rusak. Happy Soil! Happy Food!
author note:
Kesan
pertama ketika membuka situs resmi Food and Agriculture Organization
adalah terkesima! Kenapa? Begitu banyak detail dan pengetahuan yang bisa
diperoleh tentang pertanian maupun pangan, juga informasi eksistensi
petani maupun juga pangan di dunia global. Menurut saya sebagai
mahasiswa pertanian, ada baiknya kita paham dan mengerti isu terhangat
tentang pertanian secara global dan juga nasional (buka; web resmi
kementan) dengan mengikuti perkembangan terkini melalui situs pertanian
maupun berita terhangatnya. Yuk mulai update tentang AgriNews [NF]
credit:
Nothing dirty here: FAO kicks off International Year of Soils 2015
International Year of Soils 2015: Healthy soils for a healthy life
[artikel] [gambar 1] [gambar 2]