Sesuai dengan isi dari Deklarasi Jeju 2014 yang menetapkan tanggal 5 Desember sebagai Hari Tanah Sedunia, Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta mengadakan diskusi publik tentang pentingnya tanah sebagai inti kehidupan pada Jumat, 5 Desember 2014 bertempat di depan gedung BEM – DEMA Fakultas Pertanian Univrsitas Sebelas Maret Surakarta. Diskusi tersebut dihadiri oleh seluruh kalangan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret beserta dosen dari program studi ilmu tanah yang turut menjadi pembicara dalam acara diskusi tersebut. Diskusi dimulai dengan materi yang disampaikan oleh Dr. Ir. R. Sudaryanto, MS. Beliau menerangkan bagaimana fungsi tanah secara umum serta kerusakan apa saja yang dapat terjadi pada tanah sehingga fungsi dan kualitas tanah tersebut menurun. Singkatnya, beliau menyampaikan tentang pentingnya menghindari eksploitasi tanah yang berlebihan atau lebih tinggi dari kapasitas yang dapat diberikan tanah itu sendiri. Materi kedua disampaikan oleh Dr. Ir. Supriyadi, MP .
Beliau menyampaikan tentang bagaimana meningkatkan kualitas tanah agar tanah dapat memberikan dampak positif bagi umat manusia, beliau juga mengulas singkat tentang isi Deklarasi Jeju. Deklarasi Jeju dilaksanakan sekitar pertengahan tahun 2014 silam yang kemudian menghasilkan 9 poin penting tentang tanah dan timbal baliknya dengan manusia. Salah satu bunyi dari deklarasi tersebut adalah “Degradasi dan hilangnya tanah lebih cepat dibanding proses pembentukannya di muka bumi, maka dari itu, kita harus melindungi tanah dengan segala macam cara terutama mengembangkan strategi jangka panjang”.
Beliau menyampaikan tentang bagaimana meningkatkan kualitas tanah agar tanah dapat memberikan dampak positif bagi umat manusia, beliau juga mengulas singkat tentang isi Deklarasi Jeju. Deklarasi Jeju dilaksanakan sekitar pertengahan tahun 2014 silam yang kemudian menghasilkan 9 poin penting tentang tanah dan timbal baliknya dengan manusia. Salah satu bunyi dari deklarasi tersebut adalah “Degradasi dan hilangnya tanah lebih cepat dibanding proses pembentukannya di muka bumi, maka dari itu, kita harus melindungi tanah dengan segala macam cara terutama mengembangkan strategi jangka panjang”.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan pembicara. Dibukanya sesi tanya jawab memunculkan beberapa pertanyaan menarik dari peserta diskusi dan terjawab secara inspiratif dan tak kalah menarik oleh sang pembicara. Tak sedikit ulasan dari sesi tanya - jawab tersebut yang akhirnya membongkar fakta menari dari tanah yang sering kita anggap misterius selama ini. Acara pada pagi itu diakhiri dengan aksi 1000 tangan peduli tanah, yang bertujuan mengubah asumsi masyrakat terutama kalangan mahasiswa Fakultas Pertanan UNS bahwa tanah adalah sesuatu yang kotor dan sebatas pijakan mereka sehari-hari dan terkesan rendah tak berarti, melainkan tanah merupakan sumber segala kehidupan di muka bumi dan layak untuk dihargai. Lewat aksi ini pula Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah turut membuktikan konsitensinya dalam menyemarakkan dan menyebarluaskan hari tanah sedunia “WORLD SOIL DAY” yang perdana ini kepada seluruh masyarakat yang ada di Fakultas Pertanian UNS.
Acara World Soil Day yang mengangkat slogan “What Will You Give to Soil When Soil Gave You Everything?” ini diharapkan dapat megubah paradigma manusia selama ini agar sadar terhadap pentingnya tanah dan memperhitungkan kembali apa yang telah mereka berikan kepada tanah setelah tanah memberikan segalanya untuk mereka.
Selamat Hari Tanah Sedunia.